Melihat anak yang aktif tingkat tinggi seperti itu, mungkin Ibu menjadi sering memarahinya, membentak, atau bahkan melakukan hukuman fisik (misal: mencubit) agar anak menjadi diam atau tenang.
Tapi Ibu, sebenarnya tindakan seperti itu bukan solusi yang baik. Bagaimanapun direpotkannya kita, anak tidak pernah berniat jahat dengan tindakannya seperti itu. Mereka hanya berekspresi dan menganggapnya sebagai aktivitas yang wajar dan menyenangkan hatinya. Sehingga kasihan sekali kalau dibentak atau dihukum.
Agar dapat bertindak lebih tepat terhadap sikap aktif yang berlebihan atau hiperaktif sang buah hati, ada baiknya kita mengetahui tiga tipe dari hiperaktif sebagai berikut:
1. Tipe hiperaktif implusif
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara dan berisik. Selain itu, ia juga biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan ketidaksabaran.
2. Tipe hiperaktif inatensi
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
3. Tipe hiperaktif kombinasi
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar